NAMA :
SITI NUR AMALIA
NPM :
17-630-024
MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS
AKIBAT PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
NOTOHADINEGORO
JEMBER
Abstrak
Bandara
Notohadinegoro dibangun pada
tahun 2003 dan
telah beroperasi sejak
tahun 2015. Operasional Bandara Notohadinegoro menghasilkan
dampak pada lalu
lintas. Pergerakan Bandara
kendaraan berupa tarikan
dan bangkitan perjalanan. Analisis
dampak lalu lintas
Bandara Notohadinegoro menggunakan
software PTV
Vistro sedangkan analisis
kinerja jalan menggunakan
metode MKJI. Penelitian
ini diselidiki pada tahun saat
ini (2015) dan 2020. Hasil analisis menunjukkan kondisi yang buruk terjadi pada
tahun 2020 di Simpang MH Thamrin. Nilai tundaan tertinggi adalah 171,23 det/smp
pada pendekat Otto Iskandardinata
dengan nilai derajat
kejenuhan 1.26. Manajemen
dan rekayasa lalu
lintas akan dilakukan untuk
mengatasi masalah di simpang
MH Thamrin dengan
optimasi waktu hijau. Hasil analisis
kinerja jalan menunjukkan kondisi stabil dengan derajat kejenuhan tertinggi
terjadi pada Jalan Basuki Rahmat. Derajat kejenuhan
jalan tesrebut adalah 0,59 pada tahun 2020.
Kata Kunci: PTV Vistro, Bandara
Notohadinegoro, Optimasi sinyal
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................
A. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah............................................................................
2. Rumusan Masalah
.....................................................................................
3. Tujuan Penelitian
......................................................................................
4. Kegunaan atau Manfaat Penelitian ...........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
.................................................................................
1. Tahap Penelitian …………………………………………………………..
2. Tahap Analisis …………………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
.......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil dan diskusi Bangkitan dan Tarikan…………………………………
2.
Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)…………………………………
3.
Pembebanan Lalu Lintas………………………………………………….
4.
Perhitungan Kinerja Simpang…………………………………………….
a.
Analisis
Kondisi Awal………………………………………………………….
b.
Analisis
Kondisi Mendatang…………………………………………………..
5.
Perhitungan Kinerja Ruas ………………………………………………...
a.
Analisis Kondisi Mendatang…………………………………………………..
6. Menejemen lalu lintas……………………………………………………..
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpula…………………………………………………………………
2. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Bandar Udara
Notohadinegoro menimbulkan dampak
terhadap arus lalu lintas.
Pergerakan kendaraan yang
merupakan dampak dari aktivitas bandara ini mempengaruhi kinerja ruas jalan dan simpang.
Saat ini Bandara Notohadinegoro melayani penerbangan Jember –Surabaya PP. Tarikan
yang terjadi dikarenakan
adanya berbagai kebutuhan masyarakat dari wilayah perkotaan Jember yang
bergerak menuju bandara. Sedangkan bangkitan
yang terjadi ditimbulkan
oleh penumpang dari
pesawat yang mendarat (landing
). Tarikan
dan bangkitan juga
disebabkan oleh karyawan
bandara,
Simposium
XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016 Kumpulan Makalah2 aktivitas
penjemputan penumpang, adanya angkutan umum
,dan
masyarakat yang bergerak keluar masuk
bandara. Analisis mengenai dampak lalu
lintas (andalalin) diwajibkan
bagi setiap pengembangan sebuah
pusat kegiatan dengan
kriteria tertentu seperti
yang tertulis pada PM
75 tahun 2015.
Bandara merupakan salah satu
jenis kegiatan yang
wajib andalalin. Berdasarkan
kondisi tersebut diperlukan
adanya manajemen rekayasa lalu lintasakibat pembangunan bandara
tersebut. Hal ini
ditujukan agar berbagai permasalahan
lalu lintas yang mungkin akan
muncul dapat diketahui dan diatasi sejak dini, sehingga pembangunan yang dilakukan
pada suatu daerah
dapat berjalan dengan
baik. Manajemen rekayasa lalu lintas juga diperlukan sebagai salah
satu analisis pada dokumen analisis dampak lalu lintas. Pengerjaan
penelitianini
menggunakan software khusus dalam bidang transportasi, yaitu PTV
Vistro. Penelitian sebelumnya (Sauri, 2014) menyebutkan bahwa
hasil perhitungan kinerja simpang
bersinyal menggunakan PTV
Vistro rata-rata lebih
kecil dibandingkan dengan metode
MKJI 1997, namun
perhitungan kinerja simpang
tak bersinyal menunjukkan hasil
acak. Septiawan (2015) menyebutkan bahwa
manajemen rekayasa lalu lintas
yang dilakukan dengan
optimasi fase pada
PTV Vistro menunjukkan penurunan nilai tundaan rata-rata
sebesar 26,23% dan derajat kejenuhan sebesar 15%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Tahap Penelitian
Tahap pada penelitian ini meliputi
persiapan penelitian dan pengumpulan data. Persiapan penelitian yaitu
penjabaran maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan dan studi
kepustakaan untuk memperoleh informasi mengenai penelitian tersebut baik dari
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, buku referensi atau literatur lain
yang terkait.
Pengumpulan data penelitian ini diperoleh
dari sumber-sumber tertentu dan hasil survei di lapangan. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Data sekunder, diperoleh dari pihak Bandar Udara Notohadinegoro dan dinas
terkait antara lain:
1)
Layout Bandar Udara Notohadinegoro;
2)
Data volume kendaraan Simpang Basuki Rahmat dan Simpang MH Thamrin hasil survei
Praktikum Rekayasa Lalu Lintas tahun 2013 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Jember;
b. Data primer, dengan
melakukan pengamatan jumlah kendaraan yang keluar masuk di Bandar Udara
Notohadinegoro, survei volume kendaraan Simpang Bandara Notohadinegoro dan
Simpang RS Prawirodirjo.
Tahap Analisis
Manajemen rekayasa lalu lintas akibat
pengoperasian Bandar Udara Notohadinegoro dikaji menggunakan software PTV
Vistro dengan tahapan membangun jaringan jalan, analisis kinerja simpang,
analisis bangkitan dan tarikan, analisis distribusi lalu lintas, analisis
pembebanan lalu lintas dan scenario.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan
di Bandar Udara
Notohadinegoro yang terletak
di Desa Wirowongso, Kecamatan
Ajung, Kabupaten Jember,
Provinsi Jawa Timur.
Pengambilan data volume lalu lintas meliputi Simpang tak bersinyal
Bandara Notohadinegoro, Simpang tak
bersinyal R.S. Prawirodirjo,
Simpang bersinyal Basuki
Rahmat, Simpang bersinyal M.H. Thamrin. Peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1 Peta lokasi Bandar Udara Notohadinegoro
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN DISKUSI
Bangkitan dan Tarikan
Bangkitan dan
tarikan perjalanan akibat beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro disebabkan
adanya kendaraan keluar atau masuk kawasan tersebut. Analisis dilakukan pada
jam 09.00-10.00 dan 09.30-10.30. Waktu untuk analisis tarikan dan bangkitan
tersebut ditentukan berdasarkan nilai terbesar dari hasil survei jumlah kendaraan
keluar masuk Bandar Udara Notohadinegoro dalam satu jam. Diperkirakan jam
puncak tersebut terjadi karena pesawat landing pada jam 09.20 dan take
off pada jam 10.30, sehingga aktivitas penjemputan dan kedatangan calon
penumpang pesawat terjadi pada jam tersebut. Calon penumpang pesawat harus
melakukan check in satu jam sebelum keberangkatan pesawat. Pada umumnya
pengantar calon penumpang pesawat meninggalkan bandara setelah pesawat take
off. Nilai tarikan dan bangkitan pada Bandar Udara Notohadinegoro
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Bangkitan dan Tarikan Bandar Udara Notohadinegoro
Volume (kend/jam)
|
Jam Puncak
|
||||||
Tarikan (09.00-10.00)
|
Bangkitan (09.30-10.30)
|
||||||
MC
|
LV
|
MC
|
LV
|
||||
Tarikan
|
6
|
41
|
3
|
28
|
|||
Bangkitan
|
2
|
36
|
18
|
54
|
|||
Nilai tarikan merupakan nilai dari jumlah
kendaraan yang masuk di area Bandar Udara Notohadinegoro pada jam puncak
tarikan dan bangkitan. Sedangkan nilai bangkitan diperoleh dari jumlah
kendaraan yang keluar pada jam puncak tersebut.
Distribusi Perjalanan (Trip
Distribution)
Distribusi lalu
lintas berfungsi untuk mengetahui pola perjalanan asal dan tujuan kendaraan
yang menuju dan dari Bandar Udara Notohadinegoro. Dengan distribusi lalu lintas
dapat diprediksi nilai beban pada simpang-simpang yang dilalui kendaraan
tersebut. Pembagian zona ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kode zona penyusunan matrik asal tujuan
Pembebanan Lalu Lintas
Beban lalu lintas dapat diprediksi melalui
pergerakan kendaraan yang menuju atau lokasi Bandar Udara Notohadinegoro dengan
rute terpendek. Prosentase pembebanan yang berasal dari tarikan dan bangkitan
akibat beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Prosentase beban bangkitan dan tarikan pada setiap
zona
Nilai prosentase
tarikan dan bangkitan dari setiap zona di atas diperoleh berdasarkan survei
pengunjung bandara dengan mencatat alamat asal kendaraan pengunjung. Dengan
alamat asal tersebut dapat ditentukan zona asal kendaraan, sehingga dari semua
alamat asal kendaraan yang berada di lokasi penelitian dapat diperoleh nilai
prosentase pada setiap zona. Setelah nilai prosentase diperoleh langkah
selanjutnya yaitu membuat matrik asa-tujuan dengan memasukkan nilai prosentase
yang telah dikalikan dengan bangkitan. Hasil analisis distribusi lalu lintas
dengan beban ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Matrik
asal-tujuan perjalanan dengan beban (smp/jam)
J
I
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Total
|
1
|
0
|
42
|
51
|
23
|
9
|
0
|
7
|
134
|
2
|
35
|
0
|
94
|
43
|
17
|
1
|
14
|
204
|
3
|
23
|
114
|
0
|
265
|
79
|
3
|
63
|
547
|
4
|
11
|
55
|
418
|
0
|
38
|
2
|
30
|
553
|
5
|
3
|
15
|
82
|
38
|
0
|
5
|
311
|
455
|
6
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
2
|
5
|
7
|
4
|
21
|
110
|
51
|
294
|
1
|
0
|
481
|
Total
|
76
|
247
|
756
|
421
|
439
|
13
|
427
|
2378
|
Setelah adanya penambahan beban tarikan
dan bangkitan, jumlah kendaraan pada matrik asal-tujuan perjalanan mengalami
sedikit peningkatan. Hal ini dikarenakan nilai tarikan dan bangkitan dari
Bandar Udara Notohadinegoro juga kecil.
Perhitungan Kinerja Simpang
Analisis Kondisi Awal
Analisis kondisi
awal ini dilakukan pada tahun 2015 dimana kinerja simpang dianalisis dengan
adanya penambahan beban dari Bandara Notohadinegoro.
Tabel 3 Kinerja
simpang tanpa beban tahun 2015
Nama Simpang
|
Jam Puncak
|
||||||||||
Tarikan (09.00-10.00)
|
Bangkitan (09.30-10.30)
|
||||||||||
D
|
DS
|
LoS
|
D
|
DS
|
Los
|
||||||
S. Bandara
|
|||||||||||
Jl. Bandara
|
11,28
|
0,10
|
B
|
11,53
|
0,11
|
B
|
|||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
1,83
|
0,06
|
A
|
1,92
|
0,06
|
A
|
|||||
Jl. RS Prawirodirjo 2
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
|||||
S. RS Prawirodirjo
|
|||||||||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
|||||
Jl. MH Thamrin
|
16,11
|
0,36
|
F
|
15,53
|
0,36
|
C
|
|||||
Jl. Basuki Rahmat
|
3,43
|
0,14
|
A
|
3,41
|
0,14
|
A
|
|||||
S. Basuki Rahmat
|
|||||||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
39,97
|
0,76
|
D
|
44,85
|
0,84
|
E
|
|||||
Jl. Teuku Umar
|
50,02
|
0,85
|
D
|
69,22
|
0,96
|
D
|
|||||
Jl. Letjen Suprapto
|
31,96
|
0,57
|
C
|
33,43
|
0,61
|
C
|
|||||
S. MH Thamrin
|
|||||||||||
Jl. MH Thamrin
|
31,46
|
0,61
|
C
|
30,17
|
0,58
|
C
|
|||||
Jl. Semeru
|
60,46
|
0,86
|
E
|
58,30
|
0,84
|
E
|
|||||
Jl. Otto Iskandardinata
|
57,04
|
0,89
|
E
|
58,37
|
0,90
|
E
|
|||||
Tabel 4. Kinerja
simpang dengan beban tahun 2015
Nama Simpang
|
Jam Puncak
|
||||||||||
Tarikan (09.00-10.00)
|
Bangkitan (09.30-10.30)
|
||||||||||
D
|
DS
|
LoS
|
D
|
DS
|
Los
|
||||||
S. Bandara
|
|||||||||||
Jl. Bandara
|
11,95
|
0,13
|
B
|
11,79
|
0,15
|
B
|
|||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
2,44
|
0,09
|
A
|
1,92
|
0,06
|
A
|
|||||
Jl. RS Prawirodirjo 2
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
|||||
S. RS Prawirodirjo
|
|||||||||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
|||||
Jl. MH Thamrin
|
18,35
|
0,37
|
C
|
16,37
|
0,36
|
C
|
|||||
Jl. Basuki Rahmat
|
3,53
|
0,15
|
A
|
3,45
|
0,15
|
A
|
|||||
S. Basuki Rahmat
|
|||||||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
47,94
|
0,88
|
D
|
46,81
|
0,86
|
D
|
|||||
Jl. Teuku Umar
|
78,95
|
1,00
|
F
|
71,12
|
0,98
|
E
|
|||||
Jl. Letjen Suprapto
|
34,73
|
0,66
|
C
|
36,21
|
0,64
|
C
|
|||||
S. MH Thamrin
|
|||||||||||
Jl. MH Thamrin
|
31,80
|
0,62
|
C
|
30,47
|
0,59
|
C
|
|||||
Jl. Semeru
|
60,80
|
0.86
|
E
|
58,30
|
0,84
|
E
|
|||||
Jl. Otto Iskandardinata
|
59,10
|
0,91
|
E
|
58,37
|
0,90
|
E
|
|||||
Penurunan kinerja simpang dengan beban
dan tanpa beban tahun 2015 tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan nilai
tarikan dan bangkitan yang dihasilkan dari Bandara Notohadinegoro termasuk
kecil.
Analisis Kondisi Mendatang
Analisis kondisi mendatang dilakukan pada
tahun 2020 dengan adanya beban dari Bandara Notohadinegoro. Untuk mendapatkan
volume lalu lintas tahun 2020 diperlukan angka pertumbuhan yang nantinya
dikalikan dengan volume lalu lintas pada tahun 2015. Angka pertumbuhan jumlah
kendaraan di Kabupaten Jember adalah sebesar 7%.
Tabel 5. Kinerja
simpang dengan beban tahun 2020
Nama Simpang
|
Jam Puncak
|
|||||||||||
Tarikan (09.00-10.00)
|
Bangkitan (09.30-10.30)
|
|||||||||||
D
|
DS
|
LoS
|
D
|
DS
|
Los
|
|||||||
S. Bandara
|
||||||||||||
Jl. Bandara
|
15,74
|
0,19
|
C
|
15,38
|
0,21
|
C
|
||||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
2,39
|
0,13
|
A
|
2,00
|
0,10
|
A
|
||||||
Jl. RS Prawirodirjo 2
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
||||||
S. RS Prawirodirjo
|
||||||||||||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
0,00
|
0,00
|
A
|
0,00
|
0,00
|
A
|
||||||
Jl. MH Thamrin
|
76,05
|
0,59
|
F
|
49,42
|
0,57
|
E
|
||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
3,73
|
0,24
|
A
|
3,70
|
0,22
|
A
|
||||||
S. Basuki Rahmat
|
||||||||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
81,24
|
1,09
|
F
|
77,41
|
1,08
|
E
|
||||||
Jl. Teuku Umar
|
153,36
|
1,22
|
F
|
149,89
|
1,23
|
F
|
||||||
Jl. Letjen Suprapto
|
41,42
|
0,82
|
D
|
39,31
|
0,77
|
D
|
||||||
S. MH Thamrin
|
||||||||||||
Jl. MH Thamrin
|
46,42
|
0,76
|
C
|
41,41
|
0,82
|
D
|
||||||
Jl. Semeru
|
155,66
|
1,21
|
F
|
145,70
|
1,18
|
F
|
||||||
Jl.Otto Iskandardinata
|
171,05
|
1,26
|
F
|
171,23
|
1,26
|
F
|
||||||
Hasil analisis tanpa beban pada tahun 2020
menunjukkan rata-rata kinerja simpang menurun dari kinerja simpang pada tahun
2015. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahun
sehingga volume lalu lintas meningkat. Dengan adanya peningkatan volume lalu
lintas tanpa adanya penambahan sarana, kinerja simpang akan menurun.
Perhitungan Kinerja Ruas
Analisis Kondisi Awal
Analisis kondisi awal merupakan analisis
kinerja ruas jalan tanpa adanya beban tarikan dan bangkitan dari Bandar Udara
Notohadinegoro.
Tabel 6. Kinerja
ruas tanpa beban tahun 2015
Ruas Jalan
|
C
|
Q
|
VLV
|
DS
|
|||
(smp/jam)
|
(smp/jam)
|
(km/jam)
|
(Q/C)
|
||||
Jl. Bandara
|
1465
|
308
|
30
|
0,21
|
|||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
1511
|
711
|
28
|
0,47
|
|||
Jl. RS Prawirodirjo 2
|
2300
|
825
|
34
|
0,36
|
|||
Jl. Basuki Rahmat
|
2644
|
1073
|
36
|
0,41
|
|||
Jl. Teuku Umar
|
3045
|
920
|
39
|
0,30
|
|||
Jl. Letjen Suprapto
|
3543
|
1317
|
42
|
0,37
|
|||
Jl. M.H. Thamrin
|
2671
|
879
|
37
|
0,33
|
|||
Jl. Semeru
|
2726
|
674
|
38
|
0,25
|
|||
Jl. Otto Iskandardinata
|
2726
|
809
|
37
|
0,30
|
|||
Analisis kinerja ruas jalan dengan beban
merupakan analisis kinerja ruas jalan dengan penambahan nilai tarikan dan
bangkitan dari Bandar Udara Notohadinegoro.
Tabel 7. Kinerja
ruas dengan beban tahun 2015
Ruas Jalan
|
C
|
Q
|
VLV
|
DS
|
|||
(smp/jam)
|
(smp/jam)
|
(km/jam)
|
(Q/C)
|
||||
Jl. Bandara
|
1465
|
389
|
29
|
0,27
|
|||
Jl. RS Prawirodirjo 1
|
1511
|
719
|
27
|
0,48
|
|||
Jl. RS Prawirodirjo 2
|
2300
|
897
|
33
|
0,39
|
|||
Jl. Basuki Rahmat
|
2644
|
1132
|
35
|
0,43
|
|||
Jl. Teuku Umar
|
3045
|
952
|
39
|
0,31
|
|||
Jl. Letjen Suprapto
|
3543
|
1344
|
41
|
0,38
|
|||
Jl. M.H. Thamrin
|
2671
|
891
|
37
|
0,33
|
|||
Jl. Semeru
|
2726
|
676
|
38
|
0,25
|
|||
Jl. Otto Iskandardinata
|
2726
|
814
|
37
|
0,30
|
|||
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 diketahui
bahwa nilai kinerja ruas masih stabil, ditandai dengan derajat kejenuhan pada
setiap ruas kurang dari 0,8.
Analisis Kondisi Mendatang
Analisis kondisi mendatang dengan beban dilakukan pada tahun
2020 untuk mengetahui pengaruh dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro
terhadap kinerja ruas jalan.
Tabel 8. Kinerja
ruas dengan beban tahun 2020
Ruas Jalan
|
C
|
Q
|
VLV
|
DS
|
|||
(smp/jam)
|
(smp/jam)
|
(km/jam)
|
(Q/C)
|
||||
Jl. Bandara
|
1465
|
513
|
28
|
0,35
|
|||
Jl. R.S. Prawirodirjo 1
|
1511
|
740
|
26
|
0,49
|
|||
Jl. R.S. Prawirodirjo 2
|
2300
|
944
|
33
|
0,41
|
|||
Jl. Basuki Rahmat
|
2644
|
1564
|
33
|
0,59
|
|||
Jl. Teuku Umar
|
3045
|
1323
|
37
|
0,43
|
|||
Jl. Letjen Suprapto
|
3543
|
1874
|
39
|
0,53
|
|||
Jl. M.H. Thamrin
|
2671
|
976
|
36
|
0,37
|
|||
Jl. Semeru
|
2726
|
947
|
36
|
0,35
|
|||
Jl. Otto Iskandardinata
|
2726
|
1139
|
36
|
0,42
|
|||
Berdasarkan Tabel 8,
nilai derajat kejenuhan mengalami peningkatan setelah adanya beban tarikan dan
bangkitan. Peningkatan tertinggi terjadi pada ruas Jalan Bandara Notohadinegoro
sebesar 0,06. Hal ini dikarenakan ruas Jalan Bandara Notohadinegoro merupakan
ruas jalan utama untuk akses keluar masuk lokasi Bandar Udara Notohadinegoro
sehingga beban tarikan dan bangkitan paling besar terjadi pada ruas jalan
tersebut. Dengan demikian volume ruas jalan mengalami peningkatan.
Manajemen Lalu Lintas
Analisis kinerja simpang menggunakan PTV
Vistro menunjukkan kondisi buruk pada tahun 2020 dengan adanya beban dari
Bandar Udara Notohadinegoro. Kinerja simpang paling buruk terjadi pada Simpang
MH Thamrin dengan nilai tundaan tertinggi pada lengan Otto Iskandardinata
sebesar 171,23 det/smp dan nilai derajat kejenuhan 1,23 serta LoS dalam
kategori F pada jam puncak bangkitan. Kinerja Simpang Basuki Rahmat pada jam
puncak tarikan juga termasuk dalam kategori LoS F dengan nilai tundaan
tertinggi pada lengan Teuku Umar yaitu sebesar 153,36 det/smp dan nilai derajat
kejenuhan 1,22.
Manajemen yang dilakukan untuk mengatasi
dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro adalah dengan optimasi split
atau perubahan waktu lampu hijau, kuning dan all red pada simpang
bersinyal. Optimasi yang dilakukan secara otomatis menggunakan PTV Vistro
bertujuan untuk menyeimbangkan nilai tundaan dan derajat kejenuhan pada setiap
lengan simpang dalam satu simpang.
Tabel 9. Nilai
waktu hijau sebelum dan sesudah mitigasi
Simpang
|
Lengan Simpang
|
Nilai Waktu Hijau (detik)
|
|||
Sebelum mitigasi
|
Sesudah mitigasi
|
||||
S. Basuki Rahmat
|
Jl. Basuki Rahmat
|
27
|
24
|
||
Jl. Teuku Umar
|
29
|
22
|
|||
Jl. Letjen Suprapto
|
31
|
32
|
|||
S. MH Thamrin
|
Jl. MH Thamrin
|
38
|
15
|
||
Jl. Semeru
|
23
|
18
|
|||
Jl. Otto Iskandardinata
|
30
|
15
|
|||
Berdasarkan Tabel 9 nilai waktu
hijau kondisi awal pada Jalan Basuki Rahmat adalah 27 detik. Setelah dilakukan
mitigasi dengan optimasi split nilai waktu hijau yang dibutuhkan untuk
menyeimbangkan derajat kejenuhan dan tundaan adalah 24 detik.
Tabel 10. Kinerja
Simpang Basuki Rahmat sebelum dan sesudah mitigasi
Nama Simpang
|
Awal
|
Mitigasi
|
|||||||
D
|
DS
|
D
|
DS
|
||||||
det/smp
|
det/smp
|
||||||||
Jam Puncak Tarikan
|
|||||||||
S. Basuki Rahmat
|
|||||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
81,24
|
1,09
|
26,65
|
0,83
|
|||||
Jl. Teuku Umar
|
153,36
|
1,22
|
32,27
|
0,86
|
|||||
Jl. Letjen Suprapto
|
41,42
|
0,82
|
22,04
|
0,84
|
|||||
Jam Puncak Bangkitan
|
|||||||||
S. Basuki Rahmat
|
|||||||||
Jl. Basuki Rahmat
|
77,41
|
1,08
|
31,12
|
0,91
|
|||||
Jl. Teuku Umar
|
149,89
|
1,23
|
32,23
|
0,79
|
|||||
Jl. Letjen Suprapto
|
39,31
|
0,77
|
25,24
|
0,86
|
|||||
Optimasi split tersebut menurunkan
nilai tundaan rata-rata pada Simpang Basuki Rahmat sebesar 64% dan derajat
kejenuhan 17% pada jam puncak tarikan. Pada jam puncak bangkitan nilai tundaan
rata-rata turun sebesar 58% dan derajat kejenuhan 13%.
Tabel 11. Kinerja
Simpang MH Thamrin sebelum dan sesudah mitigasi
Nama Simpang
|
Awal
|
Mitigasi
|
|||||||
D
|
DS
|
D
|
DS
|
||||||
det/smp
|
det/smp
|
||||||||
Jam Puncak Tarikan
|
|||||||||
S. MH Thamrin
|
|||||||||
Jl. MH Thamrin
|
46,42
|
0,76
|
22,12
|
0,81
|
|||||
Jl. Semeru
|
155,66
|
1,21
|
19,44
|
0,85
|
|||||
Jl. Otto Iskandardinata
|
171,05
|
1,26
|
22,32
|
0,79
|
|||||
Jam Puncak Bangkitan
|
|||||||||
S. MH Thamrin
|
|||||||||
Jl. MH Thamrin
|
41,41
|
0,82
|
21,21
|
0,80
|
|||||
Jl. Semeru
|
145,70
|
1,18
|
18,54
|
0,84
|
|||||
Jl. Otto Iskandardinata
|
171,23
|
1,26
|
20,40
|
0,76
|
|||||
Berdasarkan Tabel 11 tundaan
rata-rata pada Simpang MH Thamrin mengalami penurunan sebesar 76% dan derajat
kejenuhan 20% pada jam puncak tarikan. Pada jam puncak bangkitan nilai tundaan
rata-rata turun sebesar 75% dan derajat kejenuhan 24%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bandar Udara Notohadinegoro tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap
kinerja ruas dan simpang yang berada di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena
jadwal penerbangan hanya satu kali, yaitu dari Jember – Surabaya PP.
2. Hasil analisis kinerja
simpang MH Thamrin dan Simpang Basuki Rahmat menggunakan PTV Vistro pada tahun
2020 menunjukkan kinerja buruk. Hal ini disebabkan karena volume lalu lintas yang besar dan
kurang optimalnya pengaturan waktu sinyal pada simpang tersebut.
3. Manajemen
yang dilakukan untuk mengatasi dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro
adalah dengan optimasi split atau perubahan waktu lampu hijau, kuning
dan all red pada simpang bersinyal. Optimasi yang dilakukan secara
otomatis menggunakan PTV Vistro bertujuan untuk menyeimbangkan nilai tundaan
dan derajat kejenuhan pada setiap lengan simpang dalam satu simpang. Optimasi
fase tersebut menurunkan nilai tundaan rata-rata sebesar 64% dan derajat
kejenuhan 17% untuk Simpang Basuki Rahmat pada jam puncak tarikan. Pada Simpang
MH Thamrin penurunan tundaan rata-rata sebesar 76% dan derajat kejenuhan 20%.
SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai analisis
simpang tak bersinyal menggunakan PTV Vistro karena hasil yang ditunjukkan
relatif acak dan menunjukkan perbedaan apabila dihitung menggunakan MKJI 1997.
2. Jalan pada
akses utama bandara perlu diperlebar. Kondisi jalan bandara saat ini hanya 3
meter sehingga mobil mengalami kesulitan saat berpapasan.
DAFTAR PUSTAKA
PTV Group.
2013. Manual Book of Vistro. PTV Group
Sauri, Sofyan.
2014. Analisa Kinerja Simpang Menggunakan Perangkat Lunak Kaji dan PTV
Vistro. Jurnal Transportasi Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
ke-17. Universitas Jember
Septiawan,
Didit. 2015. Kajian Ulang Dampak Lalu Lintas Pembangunan Jember Icon Kabupaten
Jember. Skripsi. Universitas Jember.
Tamin, O. Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, & Rekayasa
Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar