Minggu, 10 Maret 2019

SKRIPSI REKAYASA LALULINTAS


NAMA   :  SITI NUR AMALIA
NPM      :  17-630-024

MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS
AKIBAT PENGOPERASIAN BANDAR UDARA
NOTOHADINEGORO JEMBER


Abstrak

    Bandara  Notohadinegoro  dibangun  pada  tahun  2003  dan  telah  beroperasi  sejak  tahun  2015.  Operasional Bandara  Notohadinegoro  menghasilkan  dampak  pada  lalu  lintas.  Pergerakan  Bandara  kendaraan  berupa  tarikan  dan  bangkitan perjalanan.  Analisis  dampak  lalu  lintas  Bandara  Notohadinegoro menggunakan
software  PTV  Vistro  sedangkan  analisis  kinerja  jalan  menggunakan  metode  MKJI.  Penelitian  ini  diselidiki pada tahun saat ini (2015) dan 2020. Hasil analisis menunjukkan kondisi yang buruk terjadi pada tahun 2020 di Simpang MH Thamrin. Nilai tundaan tertinggi adalah 171,23 det/smp pada pendekat  Otto Iskandardinata dengan  nilai  derajat  kejenuhan  1.26.  Manajemen  dan  rekayasa  lalu  lintas akan  dilakukan  untuk  mengatasi masalah  di simpang MH  Thamrin  dengan  optimasi waktu  hijau. Hasil  analisis  kinerja  jalan  menunjukkan kondisi stabil  dengan derajat kejenuhan tertinggi terjadi  pada Jalan Basuki  Rahmat. Derajat  kejenuhan  jalan tesrebut adalah 0,59 pada tahun 2020.

    Kata Kunci: PTV Vistro, Bandara Notohadinegoro, Optimasi sinyal


























DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................
A.   BAB I PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang Masalah............................................................................
2.   Rumusan Masalah .....................................................................................
3.   Tujuan Penelitian ......................................................................................
4.    Kegunaan atau Manfaat Penelitian ...........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.   Penelitian Terdahulu .................................................................................
1. Tahap Penelitian …………………………………………………………..
2. Tahap Analisis …………………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
1.   Lokasi Penelitian .......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.     Hasil dan diskusi Bangkitan dan Tarikan…………………………………
2.     Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)…………………………………
3.     Pembebanan Lalu Lintas………………………………………………….
4.     Perhitungan Kinerja Simpang…………………………………………….
a.     Analisis Kondisi Awal………………………………………………………….
b.     Analisis Kondisi Mendatang…………………………………………………..
5.     Perhitungan Kinerja Ruas ………………………………………………...
a.     Analisis Kondisi Mendatang…………………………………………………..
6.     Menejemen lalu lintas……………………………………………………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.   Kesimpula…………………………………………………………………
2.   Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA






















BAB I
PENDAHULUAN
     
      A.   Latar Belakang Masalah

     Pembangunan Bandar  Udara  Notohadinegoro  menimbulkan  dampak  terhadap  arus lalu  lintas.  Pergerakan  kendaraan  yang  merupakan dampak  dari  aktivitas bandara  ini mempengaruhi kinerja ruas jalan dan simpang. Saat ini Bandara Notohadinegoro melayani penerbangan  Jember –Surabaya  PP. Tarikan  yang  terjadi  dikarenakan  adanya  berbagai kebutuhan  masyarakat dari wilayah perkotaan Jember  yang  bergerak  menuju  bandara. Sedangkan   bangkitan   yang   terjadi   ditimbulkan   oleh   penumpang   dari   pesawat   yang mendarat  (landing
).  Tarikan  dan  bangkitan  juga  disebabkan  oleh  karyawan  bandara,
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016 Kumpulan Makalah2 aktivitas penjemputan penumpang, adanya angkutan umum
,dan masyarakat yang bergerak keluar masuk  bandara. Analisis   mengenai dampak   lalu   lintas   (andalalin)   diwajibkan   bagi   setiap pengembangan  sebuah  pusat  kegiatan  dengan  kriteria  tertentu  seperti  yang  tertulis  pada PM  75  tahun  2015.  Bandara merupakan  salah  satu  jenis  kegiatan  yang  wajib  andalalin.  Berdasarkan  kondisi tersebut diperlukan  adanya manajemen  rekayasa lalu  lintasakibat pembangunan  bandara  tersebut.  Hal  ini  ditujukan  agar berbagai  permasalahan  lalu  lintas yang mungkin akan muncul dapat diketahui dan diatasi sejak dini, sehingga pembangunan yang  dilakukan  pada  suatu  daerah  dapat  berjalan  dengan  baik. Manajemen  rekayasa  lalu lintas juga diperlukan sebagai salah satu analisis pada dokumen analisis dampak lalu lintas. Pengerjaan
penelitianini menggunakan software khusus dalam bidang transportasi, yaitu   PTV   Vistro. Penelitian sebelumnya (Sauri, 2014) menyebutkan   bahwa   hasil perhitungan  kinerja  simpang  bersinyal  menggunakan  PTV  Vistro  rata-rata  lebih  kecil dibandingkan   dengan   metode   MKJI   1997,   namun   perhitungan   kinerja   simpang   tak bersinyal  menunjukkan  hasil  acak. Septiawan  (2015) menyebutkan  bahwa  manajemen rekayasa  lalu  lintas  yang  dilakukan  dengan  optimasi  fase  pada  PTV  Vistro  menunjukkan penurunan nilai tundaan rata-rata sebesar 26,23% dan derajat kejenuhan sebesar 15%.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    
A.   Penelitian Terdahulu

Tahap Penelitian
     Tahap pada penelitian ini meliputi persiapan penelitian dan pengumpulan data. Persiapan penelitian yaitu penjabaran maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan dan studi kepustakaan untuk memperoleh informasi mengenai penelitian tersebut baik dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, buku referensi atau literatur lain yang terkait.
     Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber tertentu dan hasil survei di lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data sekunder, diperoleh dari pihak Bandar Udara Notohadinegoro dan dinas terkait antara lain:
1) Layout Bandar Udara Notohadinegoro;
2) Data volume kendaraan Simpang Basuki Rahmat dan Simpang MH Thamrin hasil survei Praktikum Rekayasa Lalu Lintas tahun 2013 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember;
b. Data primer, dengan melakukan pengamatan jumlah kendaraan yang keluar masuk di Bandar Udara Notohadinegoro, survei volume kendaraan Simpang Bandara Notohadinegoro dan Simpang RS Prawirodirjo.

Tahap Analisis
   Manajemen rekayasa lalu lintas akibat pengoperasian Bandar Udara Notohadinegoro dikaji menggunakan software PTV Vistro dengan tahapan membangun jaringan jalan, analisis kinerja simpang, analisis bangkitan dan tarikan, analisis distribusi lalu lintas, analisis pembebanan lalu lintas dan scenario.




















BAB III
METODE PENELITIAN


      Penelitian  dilakukan  di  Bandar  Udara  Notohadinegoro  yang  terletak  di  Desa Wirowongso,  Kecamatan  Ajung,  Kabupaten  Jember,  Provinsi  Jawa  Timur.  Pengambilan data volume lalu lintas meliputi Simpang tak bersinyal Bandara Notohadinegoro, Simpang tak  bersinyal  R.S.  Prawirodirjo,  Simpang  bersinyal  Basuki  Rahmat,  Simpang  bersinyal M.H. Thamrin. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.


















Gambar 1 Peta lokasi Bandar Udara Notohadinegoro



















BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN DISKUSI
Bangkitan dan Tarikan
 
     Bangkitan dan tarikan perjalanan akibat beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro disebabkan adanya kendaraan keluar atau masuk kawasan tersebut. Analisis dilakukan pada jam 09.00-10.00 dan 09.30-10.30. Waktu untuk analisis tarikan dan bangkitan tersebut ditentukan berdasarkan nilai terbesar dari hasil survei jumlah kendaraan keluar masuk Bandar Udara Notohadinegoro dalam satu jam. Diperkirakan jam puncak tersebut terjadi karena pesawat landing pada jam 09.20 dan take off pada jam 10.30, sehingga aktivitas penjemputan dan kedatangan calon penumpang pesawat terjadi pada jam tersebut. Calon penumpang pesawat harus melakukan check in satu jam sebelum keberangkatan pesawat. Pada umumnya pengantar calon penumpang pesawat meninggalkan bandara setelah pesawat take off. Nilai tarikan dan bangkitan pada Bandar Udara Notohadinegoro ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Bangkitan dan Tarikan Bandar Udara Notohadinegoro Volume (kend/jam)
Jam Puncak
Tarikan (09.00-10.00)
Bangkitan (09.30-10.30)
MC
LV
MC
LV
Tarikan
6
41
3
28
Bangkitan
2
36
18
54






      Nilai tarikan merupakan nilai dari jumlah kendaraan yang masuk di area Bandar Udara Notohadinegoro pada jam puncak tarikan dan bangkitan. Sedangkan nilai bangkitan diperoleh dari jumlah kendaraan yang keluar pada jam puncak tersebut.

Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)
       Distribusi lalu lintas berfungsi untuk mengetahui pola perjalanan asal dan tujuan kendaraan yang menuju dan dari Bandar Udara Notohadinegoro. Dengan distribusi lalu lintas dapat diprediksi nilai beban pada simpang-simpang yang dilalui kendaraan tersebut. Pembagian zona ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kode zona penyusunan matrik asal tujuan

Pembebanan Lalu Lintas
     Beban lalu lintas dapat diprediksi melalui pergerakan kendaraan yang menuju atau lokasi Bandar Udara Notohadinegoro dengan rute terpendek. Prosentase pembebanan yang berasal dari tarikan dan bangkitan akibat beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Prosentase beban bangkitan dan tarikan pada setiap zona

       Nilai prosentase tarikan dan bangkitan dari setiap zona di atas diperoleh berdasarkan survei pengunjung bandara dengan mencatat alamat asal kendaraan pengunjung. Dengan alamat asal tersebut dapat ditentukan zona asal kendaraan, sehingga dari semua alamat asal kendaraan yang berada di lokasi penelitian dapat diperoleh nilai prosentase pada setiap zona. Setelah nilai prosentase diperoleh langkah selanjutnya yaitu membuat matrik asa-tujuan dengan memasukkan nilai prosentase yang telah dikalikan dengan bangkitan. Hasil analisis distribusi lalu lintas dengan beban ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Matrik asal-tujuan perjalanan dengan beban (smp/jam)
J I
1
2
3
4
5
6
7
Total
1
0
42
51
23
9
0
7
134
2
35
0
94
43
17
1
14
204
3
23
114
0
265
79
3
63
547
4
11
55
418
0
38
2
30
553
5
3
15
82
38
0
5
311
455
6
0
0
1
1
1
0
2
5
7
4
21
110
51
294
1
0
481
Total
76
247
756
421
439
13
427
2378










      Setelah adanya penambahan beban tarikan dan bangkitan, jumlah kendaraan pada matrik asal-tujuan perjalanan mengalami sedikit peningkatan. Hal ini dikarenakan nilai tarikan dan bangkitan dari Bandar Udara Notohadinegoro juga kecil.

Perhitungan Kinerja Simpang
Analisis Kondisi Awal
      Analisis kondisi awal ini dilakukan pada tahun 2015 dimana kinerja simpang dianalisis dengan adanya penambahan beban dari Bandara Notohadinegoro.
Tabel 3 Kinerja simpang tanpa beban tahun 2015
Nama Simpang
Jam Puncak
Tarikan (09.00-10.00)
Bangkitan (09.30-10.30)
D
DS
LoS
D
DS
Los
S. Bandara
Jl. Bandara
11,28
0,10
B
11,53
0,11
B
Jl. RS Prawirodirjo 1
1,83
0,06
A
1,92
0,06
A
Jl. RS Prawirodirjo 2
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A
S. RS Prawirodirjo
Jl. RS Prawirodirjo 1
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A
Jl. MH Thamrin
16,11
0,36
F
15,53
0,36
C
Jl. Basuki Rahmat
3,43
0,14
A
3,41
0,14
A
S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
39,97
0,76
D
44,85
0,84
E
Jl. Teuku Umar
50,02
0,85
D
69,22
0,96
D
Jl. Letjen Suprapto
31,96
0,57
C
33,43
0,61
C
S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
31,46
0,61
C
30,17
0,58
C
Jl. Semeru
60,46
0,86
E
58,30
0,84
E
Jl. Otto Iskandardinata
57,04
0,89
E
58,37
0,90
E








Tabel 4. Kinerja simpang dengan beban tahun 2015
Nama Simpang
Jam Puncak
Tarikan (09.00-10.00)
Bangkitan (09.30-10.30)
D
DS
LoS
D
DS
Los
S. Bandara
Jl. Bandara
11,95
0,13
B
11,79
0,15
B
Jl. RS Prawirodirjo 1
2,44
0,09
A
1,92
0,06
A
Jl. RS Prawirodirjo 2
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A
S. RS Prawirodirjo
Jl. RS Prawirodirjo 1
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A
Jl. MH Thamrin
18,35
0,37
C
16,37
0,36
C
Jl. Basuki Rahmat
3,53
0,15
A
3,45
0,15
A
S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
47,94
0,88
D
46,81
0,86
D
Jl. Teuku Umar
78,95
1,00
F
71,12
0,98
E
Jl. Letjen Suprapto
34,73
0,66
C
36,21
0,64
C
S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
31,80
0,62
C
30,47
0,59
C
Jl. Semeru
60,80
0.86
E
58,30
0,84
E
Jl. Otto Iskandardinata
59,10
0,91
E
58,37
0,90
E








       Penurunan kinerja simpang dengan beban dan tanpa beban tahun 2015 tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan nilai tarikan dan bangkitan yang dihasilkan dari Bandara Notohadinegoro termasuk kecil.

Analisis Kondisi Mendatang
      Analisis kondisi mendatang dilakukan pada tahun 2020 dengan adanya beban dari Bandara Notohadinegoro. Untuk mendapatkan volume lalu lintas tahun 2020 diperlukan angka pertumbuhan yang nantinya dikalikan dengan volume lalu lintas pada tahun 2015. Angka pertumbuhan jumlah kendaraan di Kabupaten Jember adalah sebesar 7%.

Tabel 5. Kinerja simpang dengan beban tahun 2020
Nama Simpang
Jam Puncak
Tarikan (09.00-10.00)
Bangkitan (09.30-10.30)
D
DS
LoS
D
DS
Los

S. Bandara
Jl. Bandara
15,74
0,19
C
15,38
0,21
C

Jl. RS Prawirodirjo 1
2,39
0,13
A
2,00
0,10
A

Jl. RS Prawirodirjo 2
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A

S. RS Prawirodirjo
Jl. RS Prawirodirjo 1
0,00
0,00
A
0,00
0,00
A

Jl. MH Thamrin
76,05
0,59
F
49,42
0,57
E

Jl. Basuki Rahmat
3,73
0,24
A
3,70
0,22
A

S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
81,24
1,09
F
77,41
1,08
E

Jl. Teuku Umar
153,36
1,22
F
149,89
1,23
F

Jl. Letjen Suprapto
41,42
0,82
D
39,31
0,77
D

S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
46,42
0,76
C
41,41
0,82
D

Jl. Semeru
155,66
1,21
F
145,70
1,18
F

Jl.Otto Iskandardinata
171,05
1,26
F
171,23
1,26
F










     Hasil analisis tanpa beban pada tahun 2020 menunjukkan rata-rata kinerja simpang menurun dari kinerja simpang pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan jumlah kendaraan setiap tahun sehingga volume lalu lintas meningkat. Dengan adanya peningkatan volume lalu lintas tanpa adanya penambahan sarana, kinerja simpang akan menurun.

Perhitungan Kinerja Ruas
Analisis Kondisi Awal
     Analisis kondisi awal merupakan analisis kinerja ruas jalan tanpa adanya beban tarikan dan bangkitan dari Bandar Udara Notohadinegoro.

Tabel 6. Kinerja ruas tanpa beban tahun 2015
Ruas Jalan
C
Q
VLV
DS
(smp/jam)
(smp/jam)
(km/jam)
(Q/C)
Jl. Bandara
1465
308
30
0,21
Jl. RS Prawirodirjo 1
1511
711
28
0,47
Jl. RS Prawirodirjo 2
2300
825
34
0,36
Jl. Basuki Rahmat
2644
1073
36
0,41
Jl. Teuku Umar
3045
920
39
0,30
Jl. Letjen Suprapto
3543
1317
42
0,37
Jl. M.H. Thamrin
2671
879
37
0,33
Jl. Semeru
2726
674
38
0,25
Jl. Otto Iskandardinata
2726
809
37
0,30






     Analisis kinerja ruas jalan dengan beban merupakan analisis kinerja ruas jalan dengan penambahan nilai tarikan dan bangkitan dari Bandar Udara Notohadinegoro.

Tabel 7. Kinerja ruas dengan beban tahun 2015
Ruas Jalan
C
Q
VLV
DS
(smp/jam)
(smp/jam)
(km/jam)
(Q/C)
Jl. Bandara
1465
389
29
0,27
Jl. RS Prawirodirjo 1
1511
719
27
0,48
Jl. RS Prawirodirjo 2
2300
897
33
0,39
Jl. Basuki Rahmat
2644
1132
35
0,43
Jl. Teuku Umar
3045
952
39
0,31
Jl. Letjen Suprapto
3543
1344
41
0,38
Jl. M.H. Thamrin
2671
891
37
0,33
Jl. Semeru
2726
676
38
0,25
Jl. Otto Iskandardinata
2726
814
37
0,30






    Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 diketahui bahwa nilai kinerja ruas masih stabil, ditandai dengan derajat kejenuhan pada setiap ruas kurang dari 0,8.

Analisis Kondisi Mendatang
Analisis kondisi mendatang dengan beban dilakukan pada tahun 2020 untuk mengetahui pengaruh dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro terhadap kinerja ruas jalan.
Tabel 8. Kinerja ruas dengan beban tahun 2020
Ruas Jalan
C
Q
VLV
DS
(smp/jam)
(smp/jam)
(km/jam)
(Q/C)
Jl. Bandara
1465
513
28
0,35
Jl. R.S. Prawirodirjo 1
1511
740
26
0,49
Jl. R.S. Prawirodirjo 2
2300
944
33
0,41
Jl. Basuki Rahmat
2644
1564
33
0,59
Jl. Teuku Umar
3045
1323
37
0,43
Jl. Letjen Suprapto
3543
1874
39
0,53
Jl. M.H. Thamrin
2671
976
36
0,37
Jl. Semeru
2726
947
36
0,35
Jl. Otto Iskandardinata
2726
1139
36
0,42






Berdasarkan Tabel 8, nilai derajat kejenuhan mengalami peningkatan setelah adanya beban tarikan dan bangkitan. Peningkatan tertinggi terjadi pada ruas Jalan Bandara Notohadinegoro sebesar 0,06. Hal ini dikarenakan ruas Jalan Bandara Notohadinegoro merupakan ruas jalan utama untuk akses keluar masuk lokasi Bandar Udara Notohadinegoro sehingga beban tarikan dan bangkitan paling besar terjadi pada ruas jalan tersebut. Dengan demikian volume ruas jalan mengalami peningkatan.

Manajemen Lalu Lintas

     Analisis kinerja simpang menggunakan PTV Vistro menunjukkan kondisi buruk pada tahun 2020 dengan adanya beban dari Bandar Udara Notohadinegoro. Kinerja simpang paling buruk terjadi pada Simpang MH Thamrin dengan nilai tundaan tertinggi pada lengan Otto Iskandardinata sebesar 171,23 det/smp dan nilai derajat kejenuhan 1,23 serta LoS dalam kategori F pada jam puncak bangkitan. Kinerja Simpang Basuki Rahmat pada jam puncak tarikan juga termasuk dalam kategori LoS F dengan nilai tundaan tertinggi pada lengan Teuku Umar yaitu sebesar 153,36 det/smp dan nilai derajat kejenuhan 1,22.
      Manajemen yang dilakukan untuk mengatasi dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro adalah dengan optimasi split atau perubahan waktu lampu hijau, kuning dan all red pada simpang bersinyal. Optimasi yang dilakukan secara otomatis menggunakan PTV Vistro bertujuan untuk menyeimbangkan nilai tundaan dan derajat kejenuhan pada setiap lengan simpang dalam satu simpang.
Tabel 9. Nilai waktu hijau sebelum dan sesudah mitigasi
Simpang
Lengan Simpang
Nilai Waktu Hijau (detik)
Sebelum mitigasi
Sesudah mitigasi
S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
27
24
Jl. Teuku Umar
29
22
Jl. Letjen Suprapto
31
32
S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
38
15
Jl. Semeru
23
18
Jl. Otto Iskandardinata
30
15




      Berdasarkan Tabel 9 nilai waktu hijau kondisi awal pada Jalan Basuki Rahmat adalah 27 detik. Setelah dilakukan mitigasi dengan optimasi split nilai waktu hijau yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan derajat kejenuhan dan tundaan adalah 24 detik.
Tabel 10. Kinerja Simpang Basuki Rahmat sebelum dan sesudah mitigasi
Nama Simpang
Awal
Mitigasi
D
DS
D
DS
det/smp
det/smp
Jam Puncak Tarikan
S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
81,24
1,09
26,65
0,83
Jl. Teuku Umar
153,36
1,22
32,27
0,86
Jl. Letjen Suprapto
41,42
0,82
22,04
0,84
Jam Puncak Bangkitan
S. Basuki Rahmat
Jl. Basuki Rahmat
77,41
1,08
31,12
0,91
Jl. Teuku Umar
149,89
1,23
32,23
0,79
Jl. Letjen Suprapto
39,31
0,77
25,24
0,86







  Optimasi split tersebut menurunkan nilai tundaan rata-rata pada Simpang Basuki Rahmat sebesar 64% dan derajat kejenuhan 17% pada jam puncak tarikan. Pada jam puncak bangkitan nilai tundaan rata-rata turun sebesar 58% dan derajat kejenuhan 13%.

Tabel 11. Kinerja Simpang MH Thamrin sebelum dan sesudah mitigasi
Nama Simpang
Awal
Mitigasi
D
DS
D
DS
det/smp
det/smp
Jam Puncak Tarikan
S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
46,42
0,76
22,12
0,81
Jl. Semeru
155,66
1,21
19,44
0,85
Jl. Otto Iskandardinata
171,05
1,26
22,32
0,79
Jam Puncak Bangkitan
S. MH Thamrin
Jl. MH Thamrin
41,41
0,82
21,21
0,80
Jl. Semeru
145,70
1,18
18,54
0,84
Jl. Otto Iskandardinata
171,23
1,26
20,40
0,76






Berdasarkan Tabel 11 tundaan rata-rata pada Simpang MH Thamrin mengalami penurunan sebesar 76% dan derajat kejenuhan 20% pada jam puncak tarikan. Pada jam puncak bangkitan nilai tundaan rata-rata turun sebesar 75% dan derajat kejenuhan 24%.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN

   Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bandar Udara Notohadinegoro tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja ruas dan simpang yang berada di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena jadwal penerbangan hanya satu kali, yaitu dari Jember – Surabaya PP.
2. Hasil analisis kinerja simpang MH Thamrin dan Simpang Basuki Rahmat menggunakan PTV Vistro pada tahun 2020 menunjukkan kinerja buruk. Hal ini disebabkan karena volume lalu lintas yang besar dan kurang optimalnya pengaturan waktu sinyal pada simpang tersebut.
3. Manajemen yang dilakukan untuk mengatasi dampak beroperasinya Bandar Udara Notohadinegoro adalah dengan optimasi split atau perubahan waktu lampu hijau, kuning dan all red pada simpang bersinyal. Optimasi yang dilakukan secara otomatis menggunakan PTV Vistro bertujuan untuk menyeimbangkan nilai tundaan dan derajat kejenuhan pada setiap lengan simpang dalam satu simpang. Optimasi fase tersebut menurunkan nilai tundaan rata-rata sebesar 64% dan derajat kejenuhan 17% untuk Simpang Basuki Rahmat pada jam puncak tarikan. Pada Simpang MH Thamrin penurunan tundaan rata-rata sebesar 76% dan derajat kejenuhan 20%.

SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai analisis simpang tak bersinyal menggunakan PTV Vistro karena hasil yang ditunjukkan relatif acak dan menunjukkan perbedaan apabila dihitung menggunakan MKJI 1997.
2. Jalan pada akses utama bandara perlu diperlebar. Kondisi jalan bandara saat ini hanya 3 meter sehingga mobil mengalami kesulitan saat berpapasan.



















DAFTAR PUSTAKA

PTV Group. 2013. Manual Book of Vistro. PTV Group
Sauri, Sofyan. 2014. Analisa Kinerja Simpang Menggunakan Perangkat Lunak Kaji dan PTV Vistro. Jurnal Transportasi Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-17. Universitas Jember
Septiawan, Didit. 2015. Kajian Ulang Dampak Lalu Lintas Pembangunan Jember Icon Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
Tamin, O. Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, & Rekayasa Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar