NAMA :
SITI NUR AMALIA
NPM
: 17 – 630 – 024
Karakteristik
Lalu-lintas
A.
Pengertian Arus Lalu Lintas
Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan
individu pengendara dan pengendara yang melakukan interaksi antara yang satu
dengan yang lainnya pada satu ruas jalan dan lingkungannya. Suatu arus lalu
lintas secara makroskopik dapat digambarkan tiga parameter utama, yaitu :
volume dan arus, kecepatan dan kepadatan.
Terdapat 3 (tiga) karakteristik utama dari
lalu-lintas, yaitu: arus,
kecepatan dan konsentrasi (Daniel L dan Mathew J.H, 1975).
Arus
Lalu-lintas atau Volume Lalu-lintas (Q) adalah jumlah kendaraan berdasarkan
satuan waktu yang dirumuskan dengan:
q = N/T
……………………………………………………………….(1)
dimana:
N = jumlah kendaraan yang melintasi titik tertentu,
T = satuan waktu tertentu.
Umumnya dalam praktek teknik lalu-lintas,
perhitungan arus atau volume lalu-lintas dilakukan dalam interval waktu 1 jam
atau 15 menit.
Untuk lebih memahami tentang arus
lalu-lintas, perlu juga dipahami tentang apa yang disebut sebagai “headway”.
“Headway” adalah ukuran interval
waktu kedatangan antara kendaraan (diukur pada titik bagian depan kendaraan,
misal: bumper) yang melintasi titik tertentu, yang dirumuskan
dengan:
q = 1/ h …………………………………………………………(2)
dimana:
q = arus/volume
lalu-lintas,
h = mean headway.
Kecepatan
rata-rata adalah
ukuran yang penting dari kinerja lalu-lintas, yang dinyatakan dalam
kilometer/jam atau mil/jam. Terdapat dua jenis kecepatan rata-rata, yakni:
kecepatan sesaat rata-rata (spot speed) atau time mean
speed, dan kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) atau travel
time.
Kecepatan
sesaat rata-rata (spot speed) yaitu nilai rata-rata dari
serangkaian kecepatan sesaat dari individu kendaraan yang melintasi titik
tertentu pada suatu ruas jalan, yang dirumuskan dengan:
ut = 1/N Σ u(1-n) ……………………………………………..(3)
dimana:
ut =
Kecepatan sesaat rata-rata (spot speed)
N = Jumlah kendaraan
u(1-n) = Kecepatan individu
kendaraan.
Kecepatan
sesaat digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pengoperasian dari perangkat
pengaturan lalu-lintas dan teknik lalu-lintas, seperti: penentuan
peraturan lalu-lintas dan peralatan kontrolnya, studi pada lokasi rawan
kecelakaan, dan untuk menentukan elemen-elemen desain geometrik jalan raya.
Kecepatan
rata-rata ruang (space mean speed) yaitu kecepatan rata-rata
waktu tempuh kendaraan, yang dirumuskan dengan:
us = D / t …………………………………………………….. (4)
dimana:
us = Kecepatan rata-rata ruang (space
mean speed)
D = Jarak
t = waktu tempuh
rata-rata
Kecepatan rata-rata ruang digunakan untuk mengevaluasi kinerja tingkat efektivitas dari suatu sistem lalu-lintas, yang terkait dengan tundaan, antara lain meliputi: penilaian efisiensi rute dalam lalu-lintas, identifikasi lokasi kemacetan dalam sistem jalan utama, pendefinisian kemacetan menurut lokasi, evaluasi efektivitas perbaikan (sebelum dan sesudah), perhitungan biaya pengguna jalan, perhitungan tingkat pelayan dan kapasitas untuk arus lalu-lintas menerus, untuk pengembangan model dalam perencanaan transportasi (trip distribution dan trip assignment).
Konsentrasi adalah jumlah kendaraan per
satuan jarak, dan diestimasikan menggunakan persamaan:
k = q / us ………………………………………………………….(5)
dimana:
k =
Konsentrasi lalu-lintas
q = Arus/Volume
lalu-lintas
us = kecepatan rata-rata
ruang (time mean speed)
B. Model Arus Lalu-lintas (Traffic
Stream Models)
Hubungan
antara variabel arus/volume lalu-lintas, kecepatan dan konsentrasi lalu-lintas
disebut sebagai model arus lalu-lintas (traffic stream models). Terdapat
beberapa model hubungan antara kecepatan dan konsentrasi sebagaimana yang akan
dijelaskan berikut ini (Daniel L dan Mathew J.H, 1975).
Model
Linier Kecepatan-Konsentrasi “Greenshields”,merupakan model yang sederhana dan dirumuskan
dengan:
u = ut (1 – k / kj) ……………………………………………….. (6)
dimana:
ut = kecepatan arus bebas (free
flow speed) atau kecepatan pada saat volume lalu-lintas sangat rendah.
kj =
konsentrasi pada saat lalu-lintas macet.
Model
Logaritmik Kecepatan-Konsentrasi, merupakan model yang dikembangkan oleh
Greenberg, dan dirumuskan dengan:
u = um ln (kj / k)
……………………………………………….. (7)
dimana:
um = adalah kecepatan pada arus/ volume
lalu-lintas maksimum (konstan).
Model Kecepatan-Konsentrasi “Generalized
Single Regime”,terdiri dari beberapa model, meliputi: Model
“Pipes-Munjal”, Model “Drew”, Model “Car-Following”, Model Kurva “Bell-Shaped”.
Model
Kecepatan-Konsentrasi “Multiregime”, terdiri dari beberapa
model, meliputi: Model “Edie’s”, Model “Under Wood Two-Regime”,
Model “Dick’s”,
Model “Fitting Multiregime” (gambar
1).
Studi tentang kapasitas jalan umumnya mengacu
pada dua pendekatan utama, yaitu berdasarkan model hubungan kecepatan-arus
lalu-lintas (speed-flow relationship) pada saat konsentrasi
lalu-lintas rendah, dan “headway” pada saat konsentrasi
lalu-lintas tinggi. Lighthill dan Whitham (1964) mengusulkan penggunaan kurva
arus lalu-lintas-konsentrasi untuk menggabungkan dua pendekatan tersebut.
Beberapa fitur penting dari model ini adalah sebagai berikut:
a. Pada saat
konsentrasi adalah nol, maka kemungkinan tidak ada arus lalu-lintas.
b. Pada saat
konsentrasi tinggi, pengamat mungkin juga tidak dapat mencatat arus lalu-lintas
karena arus lalu-lintas berhenti.
c. Dengan demikian,
kurva model ini akan berada diantara dua titik nol dari fungsi arus
lalu-lintas.
Gambar 1 – Model-model Kecepatan Konsentrasi
Lighthill
dan Whitham (1964) juga membahas tentang fenomena gelombang kejut (shockwaves) terkait
dengan model arus lalu-lintas-konsentrasi. Terdapat beberapa model hubungan
antara arus lalu-lintas dan konsentrasi (Daniel L dan Mathew J.H, 1975).
Model
Parabolik Arus Lalu-lintas – Konsentrasi, merupakan model yang dirumuskan oleh
Greenshields, sebagai berikut:
q = k u = k ut (1-k / kj) = u .k – ut k2/ kj ………………………….. (8)
Untuk kondisi arus lalu-lintas maksimum
digunakan turunan (diferensial) dari persamaan, dengan penetapan dq/dk =
0, dan pendefinisian qm (arus
lalu-lintas maksimum) = ut kj / 4 = um kj / 2 ; km (konsentrasi maksimum) = kj / 2 dan um (kecepatan maksimum) = ut / 2.
Model
Logaritmik Arus Lalu-lintas – Konsentrasi, merupakan model yang dirumuskan oleh
Greenberg (gambar 2), sebagai berikut:
q = k u = k um ln (kj /
k) …………………………………………………. (9)
Untuk kondisi arus lalu-lintas maksimum
digunakan turunan (diferensial) dari persamaan diatas, dengan km = kj / е ; um = um ; qm = um kj / e.
Gambar
2 – Model Logaritmik Arus Lalu-lintas-Konsentrasi
Model Arus Lalu-lintas-Konsentrasi lainnya,
meliputi: model arus lalu-lintas-konsentrasi “Discontinous”, yang
merupakan model yang dikembangkan oleh Edie’s, dan model Arus
Lalu-lintas-Konsentrasi Khusus (gambar 3).
Model arus lalu-lintas konsentrasi umumnya
juga digunakan dalam mengkaji arus lalu-lintas pada segmen ruas jalan yang
menyempit (bottle-neck), dan untuk pengendalian lalu-lintas pada
jalan bebas hambatan. Berdasarkan model-model kecepatan-konsentrasi (speed-concentration
models) dapat dikembangkan model hubungan antara kecepatan dan arus
lalu-lintas (speed-flow models). Model ini memperlihatkan,
pada saat konsentrasi nol, kecepatan adalah maksimum (free flow speed),
dan terdapat dua titik arus dimana lalu-lintas sama dengan nol, yakni saat
konsentrasi sama dengan nol dan saat konsentrasi maksimum. Adapun diagram hubungan
antara kecepatan dan arus lalu-lintas ada yang berbentuk linier dan
ada yang berbentuk kurva (lihat gambar 4).
Gambar
3 – Model Arus Lalu-lintas-Konsentrasi “Discontinous”
Gambar 4 – Model Kecepatan-Arus Lalu-lintas
Highway Capacity Manual (1985) menggunakan kurva
kecepatan-arus lalu-lintas (speed-flow curves) dan konsentrasi
untuk menetapkan tingkat pelayanan (level of sevices) lalu-lintas.
C. Model Arus Lalu-lintas
“Hidrodinamik dan Kinematik”
Persamaan
kontinuitas dikembangkan untuk menjelaskan adanya kemungkinan
perbedaan perhitungan jumlah kendaraan antara 2 (dua) titik pengamatan yang
berdekatan pada suatu ruas jalan, dimana diantara 2 (dua) titik pengamatan
tersebut tidak ada kemungkinan pertambahan jumlah kendaraan. Persamaan
kontinuitas dirumuskan dengan:
∂q/∂x + ∂k/∂t =
0 ……………………………………………………….. (10)
dimana:
∂q,
∂k = perbedaan hasil pengukuran q (arus) dan k konsentrasi)
antara titik pengamatan 1 dan 2.
∂x, ∂t = jarak dan waktu tempuh antara titik
pengamatan 1 dan 2.
Perilaku lalu-lintas pada suatu ruas jalan
yang menyempit (bottleneck)menyerupai gelombang
kejut (shock wave) dalam aliran air (fluida). Keberadaan
dan perilaku gelombang kejut didemonstrasikan oleh Lighthill dan Witham (1964),
tetapi penggunaan analisis gelombang lalu-lintas tidak terbatas pada gelombang
kejut (shock wave). Lighthill dan Witham (1964) juga mendemonstrasikan
beberapa masalah lalu-lintas yang dapat dianalisa menggunakan asumsi sistem
gelombang lalu-lintas. Terdapat beberapa teknik analisis terkait dengan analisa
gelombang lalu-lintas, sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini:
1.
Fundamental dari Gerakan Gelombang Lalu-lintas
Gelombang
kejut (shock wave) didefinisikan sebagai gerakan dari
perubahan konsentrasi dan arus lalu-lintas, dimana dalam model ini kecepatan
pada garis batas terjadinya perubahan arus lalu-lintas dan konsentrasi
dirumuskan dengan:
uw = (u2 k2 – u1 k1) / (k2 – k1) ………………………………………….. (11)
dimana:
uw = kecepatan pada garis
batas terjadinya perubahan arus lalu-lintas dan konsentrasi
u1,2 =
kecepatan pada area 1 dan 2
k1,2 =
konsentrasi pada area 1 dan 2.
Persamaan (2.11) di atas menunjukan
bahwa uw adalah “slope” pada
garis penghubung antara titik 1 dan 2 pada diagram arus
lalu-lintas-konsentrasi.
2. Akselerasi Dalam Pengamatan
Aliran Lalu-lintas
Dengan
mengacu pada rumus fundamental gerakan gelombang lalu-lintas dapat dikaji
berbagai variasi akselerasi pada aliran lalu-lintas. Akselerasi lalu-lintas
yang dilihat oleh pengamat yang tidak bergerak dirumuskan dengan:
∂u/∂t = du/dk . ∂k/∂t = [ – dw. du/dk ]
. ∂k/∂x ………………….. (12)
dimana:
du/dt
= akselerasi aliran lalu-lintas yang dilihat oleh pengamat yang
bergerak dalam aliran lalu-lintas. Akselerasi positif apabila pengamat bergerak
menuju area dengan konsentrasi lebih rendah, dan negatif apabila pengamat
bergerak menuju area dengan konsentrasi lebih tinggi.
∂u/∂t = akselerasi aliran
lalu-lintas yang dilihat oleh pengamat dari suatu titik pengamatan tetap.
Kuantitas angka yang ada di dalam kurung
dapat diambil postif, negatif, atau nol.
3. Perilaku Gelombang Kejut
Untuk Model Kecepatan-Konsentrasi Spesifik.
Dengan
mengacu pada model kecepatan-konsentrasi “Green Shield” dapat dirumuskan:
uw = ut .[ 1 – ( ŋ1 + ŋ2) ]
………………………………………………….. (13)
dimana:
uw = Kecepatan pada garis batas
terjadinya perubahan arus lalu-lintas dan konsentrasi dari suatu pergerakan
yang tidak kontinyu.
ut =
kecepatan arus bebas (free flow speed)
ŋ1, ŋ2 = Normalisasi konsentrasi pada dua area dengan
konsentrasi yang berbeda. Normalisasi konsentrasi pada area 1 (ŋ1) = konsentrasi pada arus bebas dibagi konsentrasi
di area 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar